"Kami kecam keras dengan dasar pelecehan anak-anak," tegasnya kepada Kapanlagi.com, Rabu (20/8).
Wacana tes keperawanan muncul setelah Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan berencana memasukan sebagai syarat penerimaan siswa baru tahun depan. Tes keperawanan, menurut Arist , tidak dapat dijadikan tolak ukur melihat sisi moralitas seseorang.
"Itu bukan tolak ukur moralitas orang. Justru pelanggaran terhadap hak anak. Nah sekarang bagaimana orang yang jatuh atau kecelakaan yang menyebabkan selaput daranya sobek? Moralitas bukan dari anak-anak tapi juga orang dewasa," tuturnya.
Arist melihat tes keperawanan tidak diperlukan sama sekali. "Apapun alasannya. Sebab itu privasi. Dan bukan itu penentuan, seolah-olah anak-anak nggak bermoral," ucapnya lagi.
Arist juga berharap wacana tersebut tidak menjadi kenyataan karena bukan solusi terbaik untuk melihat moralitas seseorang.
"Mumpung masih wacana supaya tidak dilanjutkan. Karena itu pelanggaran terhadap hak anak. Ini bukan solusi terbaik. Moralitas nggak bisa diukur dengan itu, virgin atau nggak virgin. Bila pun terjadi maka jadi bumerang Kota Prabumulih dan menjadi preseden buruk," jelasnya. (kpl/dis/dar)
Sumber: KapanLagi.com http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/komnas-pa-tes-keperawanan-pelecehan-pada-anak-ffe577.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar