Pengamat musik Bens Leo berpendapat sebenarnya dangdut merupakan musik yang dari dulu ampuh mengumpulkan massa. Sehingga terkesan musik lain tidak mampu mengerahkan masyarakat datang ke tempat kampanye.
"Dari dulu. Dangdut salah satu pengumpul massa selain rock. Tapi tahun ini mendatangkan band seperti d Masiv , Ahmad Dhani dan lain-lain. Ya, mungkin sepanjang sesuai dengan partai dan dangdut merasa nyaman," paparnya kepada KapanLagi.com, Jumat (28/3).
Walau ampuh mendatangkan massa, katanya, namun di sisi lain menimbulkan masalah. Pasalnya musik dangdut kerap diadakan di out door sehingga pendekatan pada massa untuk memilih sesuai juru kampanye kurang dipahami.
"Bagusnya mendidik politik bukan di luar tapi di in door. Sehingga tujuan, misi, visi, pendekatan guna menggerakkan untuk mencoblos lebih terdengar. Sedangkan kalau di out door hanya mendatangkan massa," lanjutnya.
Selain itu dangdut juga rawan dinilai negatif. Sebab musik tersebut justru yang melanggar UU Pemilu.
"Yang menarik, dangdut jadi negatif dan akan disalahkan UU Pemilu. Karena selama kampanye, dangdut dilihat anak-anak. Itu melanggar UU Pemilu yang tak membolehkan membawa anak-anak dalam berkampanye," pungkas Bens .
- Jika Musisi Barat Memainkan Dangdut Koplo
- Dulunya Rocker Sekarang Mereka Jadi Dai
- Awas!! 5 Klip Terbaru Ini Benar-Benar Panas dan Seksi
- [Video] Check Penampilan Live Perdana Agnez Mo di Amerika!
- Gila, Agnes Mo Sisihkan Lorde dan Katy Perry di Chart Radio
(kpl/dis/faj)
Sumber: KapanLagi.com http://ift.tt/1dzKh4L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar