Acara yang digelar oleh Lensa Mata dan Nice To See You Offline ini digelar pada Jumat (21/2) di hall Rumah Makan Ringin Asri Malang. Meski hujan mengguyur sedari siang tak menyurutkan animo para penonton untuk menyaksikan seperti apa dokumenter dari band asal Jakarta ini.
Acara dibuka dengan penampilan band indie pop dari Malang, Dee Mariposa yang tampil secara anggun malam itu. Usai penampilan, lampu ruangan pun dimatikan dan SIAR DAUR BAUR pun diputar untuk pertama kalinya. Film dokumenter yang dibuat oleh Gundala Production House ini menampilkan proses rekaman Pandai Besi di studio legendaris Lokananta, Solo.
Kekhusyuan penonton pun pecah dengan tepuk tangan pun membahana usai penayangan SIAR DAUR BAUR. Acara pun berlanjut bincang-bincang antara Dana Putra selaku sutradara, Samack selaku jurnalis musik dan Redy selaku kurator Museum Musik Indonesia dengan dimoderatori oleh Dewi Ratna dari KapanLagi.com®.
Dana Putra Sedang Menjelaskan Penggarapan Film SIAR DAUR BAUR/@Foto: KapanLagi.com/Fajar
Dalam sesi bincang-bincang, Dana Putra memaparkan awal pembuatan film ini yang didukung penuh oleh Pandai Besi atau Efek Rumah Kaca . Dia juga memberikan motivasi kepada calon sineas muda serta musisi kota Malang agar tidak ragu dalam membuat film atau dokumentasi.
"Jangan ragu untuk memencet tombol record pada kameramu," ujar Dana.
Bincang-bincang semakin menarik dengan pemaparan sejarah Lokananta oleh kurator Museum Musik Indonesia, Redy dan Samack yang mengatakan dulu studio musik ini setara dengan Abbey Road di Inggris. Para penonton seakan mendapat pengetahuan lebih dari acara pemutaran film ini.
Inspirasi telah ditanamkan, adakah yang mengikuti jejak Dana Putra atau Pandai Besi kelak? Kita tunggu saja gebrakan dari para sineas muda Malang. (kpl/faj)
Sumber: KapanLagi.com http://ift.tt/1dncExa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar