Film biopik yang disutradarai Wim Wenders ini menceritakan sosok fotografer kelas dunia asal Brazil bernama Sebastiao Salgado. Karya-karya foto jurnalistik kontemporernya tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Karyanya sungguh sempurna.
Salah satu foto bagian dari film dokumenter "The Salt of the Earth." /© Sebastiao Salgado / Amazonas, Sony Pictures Classics
Selama hampir 40 tahun, ia menjelajah dunia dan mengabadikan momen penting yang membuat hatinya teriris. Kelaparan, konflik, dan eksodus mewarnai karya-karyanya. Ia mengatakan jika manusia adalah ras yang paling banyak melakukan kekerasan, dibuktikan dengan banyaknya perang yang harus kita hadapi.
Dilansir LA Times, Setelah mengabadikan aksi genosida di Rwanda dan Kongo pada 1990, ia memilih berhenti menjadi fotografer spesialis konflik. “My soul was sick. I no longer believed in anything, in any salvation for the human species (Jiwa saya sakit. Saya sudah tak percaya lagi terhadap apapun. Apalagi terhadap keselamatan umat manusia)," ungkapnya.
Kini ia menyebut dirinya sendiri sebagai fotografer sosial. Ia dan istrinya mendirikan Instituto Terra, organisasi yang peduli terhadap penggundulan hutan. Mr. Salgado juga mendedikasikan dirinya kepada alam melalui karya terbarunya berjudul Genesis.
Sang sutradara, Wim Wenders berkolaborasi dengan Juliano Salgado, putra Mr. Salgado. Mereka ingin menyampaikan bagaimana seorang fotografer dunia memandang karya-karyanya dan bagaimana karya-karya tersebut mampu mengubah hidupnya. Worth to be seen!
Penuh Haru, Aksi Para Prajurit Amerika di 'LAST DAYS IN VIETNAM'
Film Bagus Bagi Para Pecinta Fotografi, 'FINDING VIVIAN MAIER'
Patricia Arquette Sukses Raih Oscars 2015, Hajar Meryl Streep!
Reaksi Heboh Meryl Streep Atas Pidato Keren Patricia Arquette
Inilah Kisah 'ME AND MOULTON', Gadis Kecil dan Sepeda Impiannya
(lat/tch)
Sumber: KapanLagi.com http://ift.tt/1EqxbBz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar