"Kami coba membuat sesuatu yang beda. Jadi, kalau yang lain lebih banyak fokus kepada hasil akhir filmnya, mulai dari festival film juga penghargaan film, di sini kami coba mengangkat sisi pembuatan filmnya. Jadi kalau diibaratkan restoran, fokus kami ini ibarat dapurnya, bukan makanannya," papar Hariyanto, perwakilan publikasi dan komunikasi Filmares dalam konferensi pers yang digelar di The Media Hotel, Jakarta, Sabtu (22/11) lalu.
Filmares bakal jadi ajang pameran berbagai hal yang terkait dengan produksi film, baik dari dalam maupun luar negeri. Lokasi syuting film, produsen dan penyewaan peralatan film (termasuk kamera, lensa, lighting, dan sebagainya), pascaproduksi, animasi, visual effects, make-up, stuntwork, semua akan ada dalam ajang ini.
Akan ada hingga 100 eksibitor, dan target pengunjung hingga 5 ribu selama tiga hari expo tersebut. Selain penyedia produk dan jasa perfilman terkini, Filmares juga punya ruang khusus untuk museum mini perfilman Indonesia. Bekerjasama dengan Sinematek Indonesia, museum ini diisi dengan informasi dan koleksi perfilman sejak zaman Hindia Belanda.
Selain pameran, akan ada workshop pembuatan film juga. Workshop animasi dan visual effects bakal menggaet Rini Sugianto, animator Indonesia yang kini bekerja di studio terkenal Industrial Light and Magic (ILM) di Amerika Serikat. Ada pula workshop teknologi Stereoscopic 3D bersama pakar dari Inggris, Alexander Lentjes.
Akan ada juga workshop terbuka tentang kamera kecepatan tinggi (high speed camera) bersama Wowo W. Sacawikarta, workshop kamera DSLR untuk pembuatan film bersama Benny Kadarhariarto, juga talk show mengenai home video bersama Ronny P Tjandra. Tak cukup sampai di situ! Bakal ada juga live show dari para pelakon stunt fighters.
Filmares yang baru pertama kali diselenggarakan ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri kreatif Indonesia, khususnya di bidang film. Prof. Dr. Ahman Sya, Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menyatakan, meski jumlah produksi film Indonesia meningkat setiap tahun, itu belum berdampak maksimal bila dilihat dari pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat.
"Tahun 2013, kontribusi bidang perfilman terhadap produk domestik bruto baru 5,2 triliun saja, dan menyerap tenaga kerja kurang lebih 64 ribu orang. Dan, ini jumlahnya masih sedikit. Oleh karena itu, lewat kegiatan seperti yang dilakukan Filmares ini, itu akan merangsang pertumbuhan sub-sektor di bidang perfilman yang berdampak langsung terhadap hal-hal yang saya kemukakan tadi," ungkap Ahman.
Sudah nggak sabar menyaksikan langsung segala hal seputar pembuatan film di Filmares? Bersiaplah untuk datang ke Hall C JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat hari ini! Informasi lebih lengkap bisa dilihat di website resmi Filmares. (kpl/muv/dew)
Sumber: KapanLagi.com http://ift.tt/1rfzUdl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar